Jumat, 30 Oktober 2009

Membersihkan Hati (5) : DENGKI

Rasulullah saw. bersabda :
  • "Dengki (iri) dapat melahap kebaikan, seperti api melahap kayu bakar". 
  • "Tiga hal yang tidak ada seorangpun yang bisa selamat darinya. Yaitu prasangka, ramalan akan datangnya hal buruk, dan dengki".
  • "Telah menjalar kepada kalian penyakit umat-umat sebelum kalian, yaitu dengki dan kebencian".
Zakaria a.s. berkata "Allah Ta'ala berfirman "Orang yang dengki adalah musuh kenikmatan-Ku, pembenci ketetapan-Ku, dan tidak rela dengan pembagian-Ku yang Aku bagikan diantara hamba-hamba-Ku".


Dengki itu diharamkan, karena dengannya kita menginginkan hilangnya kenikmatan yang ada pada orang lain atau kita menginginkan turunnya musibah terhadap orang lain. Berbeda dengan munafasah (persaingan), hal ini tidak diharamkan. Dengan munasafah, kita menginginkan kenikmatan yang sama yang ada pada orang lain, namun kita tidak menginginkan kenikmatan tersebut hilang dari orang lain. Akan tetapi kita boleh menginginkan sebuah kenikmatan hilang dari orang lain apabila dengan kenikmatan tersebut orang tersebut berbuat kezaliman atau kemaksiatan. Dalam hal ini sebenarnya kita bukan menginginkan kenikmatan tersebut hilang dari orang tersebut, melainkan kita menginginkan kezaliman itulah yang hilang. Dengan demikian, apabila kezaliman tersebut telah hilang dari orang tersebut, maka kita tidak menginginkan kenikmatan hilang padanya, malah sebaliknya kita mendoakan agar dia memperoleh kenikmatan atas hilangnya kezaliman tersebut.


Apa akar dari kedengkian tersebut ? Tidak lain adalah kesombongan, permusuhan, atau busuknya jiwa karena kikir akan nikmat Allah yang dicurahkan kepadanya.


Dengki termasuk penyakit hati yang berat, penyembuhnya adalah ilmu kesadaran akan keburukan akibat dengki. Menyadari bahwa kedengkian tidak akan memperburuk orang yang didengki, bahkan bisa jadi malah memberikan syafaat padanya. Terhadap dirinya sendiri, dengki jelas-jelas mendatangkan kerugian karena telah mengugurkan pahala padanya dan mendekatkan diri pada kemurkaan Allah SWT.


Adapun kerugian-kerugian yang didapat akibat dengki adalah :
  • Menambah kegelisahan dan duka cita karena sakit hati melihat orang lain mendapatkan nikmat.
  • Merugikan dirinya karena terputus pahalanya dari orang yang dibencinya, padahal sebaliknya orang yang dibenci mengalir pahalanya karena kedengkian kita.
  • Hilangnya mendapatkan nikmat karena telah menimbulkan murka dari Allah SWT.
Bagaimana menyembuhkan penyakit dengki ? Berbuatlah kebalikan dari kebencian kita pada orang yang kita benci. Berikan kebaikan sikap dan perbuatan pada orang yang kita benci, dan bersyukurlah atas kenikmatan yang diberikan padanya setiap orang yang kita benci mendapatkan kenikmatan. Dengan demikian kita dapat menjadi teman baik dengan orang tersebut dan kita akan mendapatkan kebaikan karenanya. Maka bersihlah hati kita dari kegelisahan dan rasa sakit hati.
 
Allah SWT berfirman :"Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang sangat setia" (QS 41 : 34).

"Mungkin saja jiwamu tidak setuju mempersamakan antara musuhmu dan temanmu. Akan tetapi, engkau tidak suka pada kemalangan teman, bukan pada kemalangan musuh, dan engkau menyukai anugerah yang dimiliki teman, bukan anugerah yang dimiliki musuh. Engkau tidaklah dibebani dengan sesuatu yang tidak engkau sanggupi. Jika engkau tidak sanggup melakukannya, maka berusahalah bersih dari dosa dengan dua hal. Janganlah engkau tampakkan d\kedengkian dengan kata-kata, anggota badan, dan perbuatan yang bersifat disengaja. Akan tetapi engkau harus melawan penyebabnya. Engkau mesti membenci kesenangan dirimu atas lenyapnya anugerah Allah Ta'ala dari salah seorang hamba-Nya. Jika ketidaksukaan itu dari dorongan agama yang disertai kesukaan atas hilangnya anugerah yang dikehendaki oleh tabiat, maka tertolaklah dosa darimu. Engkau tidak dipaksa mengubah watak karena hal itu tak mampu engkau lakukan dalam banyak kesempatan."
 
Dari : Jalan Mudah Menggapai Hidayah - 40 Prinsip Agama, Al-Ghazali - Pustaka Hidayah, 2008.

Insya Allah selanjutnya adalah Kikir dan Cinta Harta.

Tidak ada komentar:

Beautiful Animals