Kerakusan dalam makan termasuk biang keburukan. Sebab lambung merupakan sumber syahwat. Dari situ lah timbul nafsu birahi. Kemudian, jika nafsu makan dan birahi sudah menguasai, maka timbullah keserakahan dalam harta. Sebab tidak mungkin sampai pada kedua nafsu tersebut kecuali dengan harta. Dari nafsu terhadap harta, muncul nafsu pada kehormatan, karena akan sulit mencari harta tanpanya. Kemudian, ketika harta dan kehormatan dapat diraih dan pada saat mencari keduanya, maka bermunculanlah semua penyakit seperti sombong, riya, iri, dengki, permusuhan, dll.
Sumber semua itu adalah perut. Oleh karena itu Rasulullah SAW mengagungkan keadaan lapar hingga bersabda "Tidak ada amal yang lebih disukai Allah Ta'alla daripada lapar dan haus". "Tidak akan masuk kerajaan langit orang yang memenuhi perutnya (dengan makanan ; sebagian keterangan dengan syahwat, RMU.)". "Pemimpin semua amal adalah lapar". Berpikir merupakan setengah ibadah, sedangkan sedikit makan adalah ibadah". "Yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah Ta'alla adalah yang paling lama (menahan) lapar dan berpikirnya. Dan yang paling dibenci di antara kalian disisi Allah Ta'alla adalah orang yang banyak makan, minum, dan tidur".
Selanjutnya Nabi SAW juga bersabda :"Tidaklah seorang manusia memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukup bagi manusia beberapa suap yang dapat menegakkan tulang sulbinya. Jika tidak (bisa meninggalkan makanan banyak), maka hendaknya sepertiganya untuk makanannya, sepertiganya untuk minumnya, dan sepertiga lainnya untuk nafasnya". "Sesungguhnya syetan bergerak pada diri manusia mengikuti aliran darah, maka persempitlah jalan-jalan syetan dengan lapar dan haus".
Nabi SAW pernah bersabda kepada A'isyah r.a. :"Usahakanlah kalian selalu mengetuk surga, niscaya akan dibukakan untuk kalian". A'isyah r.a bertanya :"Bagaimana kami selalu melakukannya ?". Beliau SAW menjawab :"Dengan lapar dan haus". dan Nabi SAW bersabda "Makan dan minumlah kalian hingga setengah perut karena itu bagian dari kenabian".
Kondisi lapar memiliki manfaat yang banyak, secara garis besar manfaat tersebut adalah :
1. Menjernihkan hati dan menuntun kearifan. Sabda Nabi SAW :"Barangsiapa yang melaparkan perutnya, maka akan hebatlah pikirannya dan akalnya akan cerdas".
2. Melembutkan hati hingga dapat merasakan kelezatan munajat dan mendapat pengaruh zikir dan ibadah.
3. Menundukkan jiwa dan menghilangkan kesombongan dan kelaliman dari hati.
4. Sebagai ujian yang merupakan salah satu pintu surga.
5. Menghancurkan nafsu maksiat, menguasai nafsu amarah yang mengajak pada jalan keburukan, dan menghancurkan seluruh nafsu lainnya yang menjadi sumber maksiat.
6. Meringankan badan untuk melaksanakan tahajud dan ibadah serta kantuk yang menghalangi ibadah.
7. Melemahkan nafsu, mampu merasa cukup dengan sedikit harta dunia dan mampu mengutamakan orang fakir. Sebab orang yang membebaskan keserakahan perutnya maka dia tidak butuh harta yang banyak sehingga hilanglah darinya kegelisahan dunia.
Catatan RMU :
Konteks lapar / menahan lapar / memperbanyak lapar, tentunya harus dalam koridor cukup / tidak berlebihan. Mengurangi makan bukan berarti mengabaikan kualitas makan karena hal itu akan menimbulkan penyakit. Sabda Nabi SAW :"Berhentilah makan sebelum kenyang dan makanlah saat terasa lapar". "Sebagian besar penyakit manusia adalah karena / bersumber dari perutnya". Rasulullah juga sering menganjurkan umatnya agar mengkonsumsi kurma dan madu yang mana kedua makanan ini memiliki nilai gizi yang tinggi. Wallahu 'alam.
Bahasan berikutnya : KESERAKAHAN BICARA, Insya Allah.
Sumber semua itu adalah perut. Oleh karena itu Rasulullah SAW mengagungkan keadaan lapar hingga bersabda "Tidak ada amal yang lebih disukai Allah Ta'alla daripada lapar dan haus". "Tidak akan masuk kerajaan langit orang yang memenuhi perutnya (dengan makanan ; sebagian keterangan dengan syahwat, RMU.)". "Pemimpin semua amal adalah lapar". Berpikir merupakan setengah ibadah, sedangkan sedikit makan adalah ibadah". "Yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah Ta'alla adalah yang paling lama (menahan) lapar dan berpikirnya. Dan yang paling dibenci di antara kalian disisi Allah Ta'alla adalah orang yang banyak makan, minum, dan tidur".
Selanjutnya Nabi SAW juga bersabda :"Tidaklah seorang manusia memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukup bagi manusia beberapa suap yang dapat menegakkan tulang sulbinya. Jika tidak (bisa meninggalkan makanan banyak), maka hendaknya sepertiganya untuk makanannya, sepertiganya untuk minumnya, dan sepertiga lainnya untuk nafasnya". "Sesungguhnya syetan bergerak pada diri manusia mengikuti aliran darah, maka persempitlah jalan-jalan syetan dengan lapar dan haus".
Nabi SAW pernah bersabda kepada A'isyah r.a. :"Usahakanlah kalian selalu mengetuk surga, niscaya akan dibukakan untuk kalian". A'isyah r.a bertanya :"Bagaimana kami selalu melakukannya ?". Beliau SAW menjawab :"Dengan lapar dan haus". dan Nabi SAW bersabda "Makan dan minumlah kalian hingga setengah perut karena itu bagian dari kenabian".
Kondisi lapar memiliki manfaat yang banyak, secara garis besar manfaat tersebut adalah :
1. Menjernihkan hati dan menuntun kearifan. Sabda Nabi SAW :"Barangsiapa yang melaparkan perutnya, maka akan hebatlah pikirannya dan akalnya akan cerdas".
2. Melembutkan hati hingga dapat merasakan kelezatan munajat dan mendapat pengaruh zikir dan ibadah.
3. Menundukkan jiwa dan menghilangkan kesombongan dan kelaliman dari hati.
4. Sebagai ujian yang merupakan salah satu pintu surga.
5. Menghancurkan nafsu maksiat, menguasai nafsu amarah yang mengajak pada jalan keburukan, dan menghancurkan seluruh nafsu lainnya yang menjadi sumber maksiat.
6. Meringankan badan untuk melaksanakan tahajud dan ibadah serta kantuk yang menghalangi ibadah.
7. Melemahkan nafsu, mampu merasa cukup dengan sedikit harta dunia dan mampu mengutamakan orang fakir. Sebab orang yang membebaskan keserakahan perutnya maka dia tidak butuh harta yang banyak sehingga hilanglah darinya kegelisahan dunia.
Catatan RMU :
Konteks lapar / menahan lapar / memperbanyak lapar, tentunya harus dalam koridor cukup / tidak berlebihan. Mengurangi makan bukan berarti mengabaikan kualitas makan karena hal itu akan menimbulkan penyakit. Sabda Nabi SAW :"Berhentilah makan sebelum kenyang dan makanlah saat terasa lapar". "Sebagian besar penyakit manusia adalah karena / bersumber dari perutnya". Rasulullah juga sering menganjurkan umatnya agar mengkonsumsi kurma dan madu yang mana kedua makanan ini memiliki nilai gizi yang tinggi. Wallahu 'alam.
Bahasan berikutnya : KESERAKAHAN BICARA, Insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar