Sesungguhnya tindakan anggota tubuh terpengaruh oleh hati. Akan tetapi lidah berpengaruh secara khusus, sebab ia menyampaikan apa yang tergambar dalam hati. Manakala seseorang berkata dusta, maka bengkoklah bentuk hatinya. Jika berbicara sesuatu yang tidak berguna secara berlebihan, maka ia akan menghitam. Oleh karena itu, banyak berbicara akan mematikan hati.
Sabda Rasulullah SAW :"Siapa saja yang menjamin kepadaku (dapat memelihara) apa yang terdapat antara dua bibirnya (lidah) dan kedua kakinya (kemaluannya), maka aku jamin dia masuk surga". Belian SAW juga menyampaikan hal-hal seperti ini :
"Tidak ada yang menelungkupkan manusia di atas lubang-lubang hidung mereka (ke dalam neraka) kecuali pangkal lidah mereka"
"Barangsiapa yang diam, maka dia selamat"
Sesungguhnya kebanyakan kesalahan manusia berada pada lidahnya"
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam saja"
"Barang siapa yang banyak bicaranya, maka akan banyak salahnya dan barangsiapa yang banyak salahnya maka akan banyak dosanya, dan barangsiapa yang banyak dosanya maka neraka lebih layak baginya.
Allah Ta'ala berfirman :
"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan bisikan yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma'ruf ..." (QS 4 : 114)
Berkatalah mengenai hal yang bermanfaat dan hendaklah membatasi pembicaraan pada hal yang penting saja, sebab disitulah letaknya keselamatan.
Batasan sesuatu yang tak bermanfaat itu adalah bila ditinggalkan pun tidak menghilangkan pahala dan tidak menimbulkan kerugian. Orang yang mengurangi kata-kata berdasarkan batasan ini adalah yang menyedikitkan pembicaraannya. Sesungguhnya apabila dia berzikir kepada Allah SWT sebagai pengganti dari kata-katanya tersebut, maka itu akan menjadi harta simpanan diantara simpanan-simpanan kebahagiaan. Maka bagaimana mungkin akal dapat membiarkan meninggalkan simpanan yang tersembunyi dan mengambil sebongkah tanah sebagai gantinya ? Jika perkataan tersebut mengandung dosa, maka meninggalkannya sama artinya dengan meninggalkan satu bara api neraka.
Terdapat 5 penyakirt yang biasa menimpa lidah manusia, yaitu : DUSTA, BERGUNJING, BERBANTAHAN, BERCANDA, DAN MEMUJI.
DUSTA
Pernah Rasulullah SAW ditanya, "Wahai Rasulullah, mungkinkah seorang Mukmin itu berzina ? Mungkinkah seorang mukmin itu mencuri ?". Rasulullah SAW menjawab :"Kadang-kadang bisa terjadi hal yang demikian". "Mungkinkah dia berdusta" Beliau SAW menjawab :"Tidak. Sesungguhnya dusta itu dibuat oleh orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah".
Sabda Rasulullah SAW :
"Maukah kalian kuberi tahu dosa yang paling besar ? Yaitu menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orangtua". Waktu itu beliau sedang berbaring, kemudian beliau duduk seraya bersabda :"Ketahuilah, juga kata-kata dusta".
"Atas setiap bagian amal seseorang akan dicap Allah sebagai tanda orang mukmin, kecuali khianat dan dusta"
Ummu Kultsum r.a berkata :"Rasulullah SAW tidaklah meringankan (membolehkan) dusta sedikitpun kecuali dalam 3 hal, yaitu seorang yang berkata-kata untuk mendamaikan, seseorang yang berkata ketika perang, dan seseorang yang memuji istrinya"
BERGUNJING
"..... janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka, tentulah kamu merasa jijik kepadanya" (QS 49 : 12)
Sabda Nabi SAW :
"Menggunjing lebih besar dosanya daripada zina"
"Pada malam aku di-isra-kan, aku melewati sebuah kelompok orang yang mencakari wajah mereka dengan kuku-kuku mereka sendiri. Lalu dikatakan kepadaku, mereka itu adalah orang-orang yang dahulunya didunia biasa menggunjing orang lain".
Ketahuilah bahwa batasan menggunjing sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW adalah engkau membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang dia tidak senag andaikata tersampaikan kepadanya, walaupun engkau benar. Tak ada bedanya apakah engkau membicarakan kekurangan dalam dirinya, akalnya, pakaiannya, perbuatannya, perkataannya, rumahnya, keturunannya, tunggangannya, atau sesuatu yang berhubungan dengan dia. Termasuk perkataanmu bahwa dia bajunya longgar atau jubahnya terlalu panjang.
Sabda Nabi SAW :"Sesungguhnya menggunjing itu lebih cepat membakar kebaikan seorang hamba daripada api api membakar sesuatu yang kering".
BERBANTAHAN DAN BERDEBAT
Nabi SAW bersabda :
"Barangsiapa yang meninggalkan perbantahan (perdebatan), padahal ia benar, maka akan dibangun untuknya sebuah rumah di surga yang paling tinggi. Dan barangsiapa yang meninggalkannya, sementara dia memang salah, maka akan dibangun untuknya sebuah rumah didasar surga".
"Seorang hamba belumlah menyempurnakan hakikat keimanannya hingga dia meninggalkan perbantahan, padahal dia di pihak yang benar".
Perbantahan lebih mendorong emosional, sehingga dapat menutupi kebenaran. Perbantahan lebih disebabkan perasaan sombong dan didasari atas kebodohan.
BERCANDA
Berlebihan dalam senda gurau menyebabkan banyak tertawa, mematikan hati, menyebabkan kelemahan, menjatuhkan kharisma dan wibawa.
Nabi SAW bersabda :
"Sesungguhnya, seseorang yang berbicara dengan kata-kata yang mengundang tawa kawannya, maka (kelak) dia dilemparkan (ke dalam neraka jahannam) lebih jauh dari bintang Tsurayya".
"Janganlah engkau mendebat saudaramu dan jangan pula mencandainya"
Bercanda yang dimaksudkan sekedar menyenangkan teman atau kerabat tidak dilarang.
Sabda Nabi SAW :"Sesungguhnya aku bergurau, tetapi aku hanya mengatakan yang benar".
Gurauan Rasulullah diantaranya :
"Tidak akan masuk surga wanita tua" (karena semua orang akan kembali muda ketika masuk surga)
"Mengapa engkau (Shuhaib) makan kurma, padahal matamu sedang sakit ?" (maka Shuhaib menjawab, "Sebenarnya saya makan dengan bagian lain (mulut, bukan mata)", maka Beliau tersenyum)
MEMUJI
Di dalam pujian, terdapat 6 penyakit hati. 4 diantaranya pada yang memuji dan 2 lainnya pada yang dipuji.
1. Melebih-lebihkan dalam memuji, menjadikannya seorang pendusta.
2. Menampakkan rasa cinta atau senang yang sebenarnya tidak diyakininya, menjadikannya seorang munafik yang riya.
3. Menyampaikan pujian secara serampangan yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
4. Menyenangkan orang yang dipuji padahal dia adalah seorang yang zalim.
Keterangan mengenai hal itu adalah sabda Rasulullah SAW :
"Celakalah, engkau telah memotong leher sahabatmu"
"Sesungguhnya Allah marah jika seorang fasik dipuji".
5. Munculnya kebanggan yang berlebihan, menjadikannya sombong.
6. Munculnya rasa senang yang berlebihan yang melemahkan kerjanya.
Sabda Nabi SAW :"Jika seseorang berjalan kepada orang lain dengan pisau yang tajam, maka itu lebih baik baginya daripada dia memujinya di depan mukanya".
Akan tetapi apabila pujian itu dilakukan sebagai sikap keakraban, tidak berlebihan atau mengada-ada, atau menyamp[aikan pujian dengan maksud mencontohkan, maka hal itu merupakan kebaikan karena dapat menambah semangat pada orang tersebut atau pada orang lain yang mendengarkan.
Dari "Jalan Mudah Menggapai Hidayah- 40 Prinsp Agama" - Al Imam Al Ghazali - Pustaka Hidayah.
Catatan :
Sesungguhnya pujian dapat melemahkan kebaikan hati. Orang yang senang dipuji biasanya orang yang sombong, takabur, dan bersifat riya. Sebaliknya orang yang senang memuji biasanya adalah pendusta, penjilat, dan munafik. Maka lebih baik menghindari pujian atau memuji, karena akibatnya lebih banyak buruknya daripada kebaikannya.
Alhamdulillahi rabbil alamiin, sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, Tuhan seluruh alam.
Posting selanjutnya tentang "MARAH"
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar