Saad bin Muadz adalah tokoh berpengaruh di Madinah. Ketika mendengar kedatangan utusan Rasulullah bernama Mush'ab bin Umaeir ra. ia langsung berangkat dengan tujuan untuk mengusir utusan Rasulullah tersebut agar kembali lagi ke Mekkah. Tapi saat mendekati majelis Mushab bin Umaeir ra. tiba-tiba didadanya telah terhimpun udara segar yang meniupkan rasa nyaman. Hidayah Allah telah tertanam di hati Sa'ad bin Muadz, ia lalu menyatakan diri masuk agama Islam, berserah diri kepada Allah dan Nabi Muhammad Yang Mulia.
Setiap perang yang dipimpin oleh Nabi saw, ia selalu ada di samping Nabi dan saat perang Khandak lengannya terken apanah musuh. Ia lalu jatuh sakit dan dirawat oleh Rasulullah saw. Ketika perang Khandak selesai, Bani Quraizah yang telah berhianat dengan bersekutu kepada kaum kafir, ketika Nabi memberikan keputusan hukuman bagi mereka, Nabi menyerahkan sepenuhnya kepada Sa'ad bin Muadz.
Penyakit Sa'ad bin Muadz bertambah parah, dalam usia 37 tahun ia wafat sebagai syahid. Berkata Abu Said Al-Khudri :"Saya adalah salah seorang yang menggali makam untuk Saad dan setiap kami menggali satu lapisan tanah tercium oleh kami wangi kesturi, hingga sampai ke liang lahat". Begitupun Nabi Muhammad saw mengabarkan bahwa sungguh Arasy Tuhan Yang Maha Rahman bergetar dengan berpulangnya Saad bin Muadz.
Begitulah buah dari totalitas seorang Mu'min walaupun ia hanya menjalaninya sebentar saja. Seorang syahid dengan kadar keikhlasan keimanan yang sangat tinggi akan meninggalkan dunia ini dengan penuh keharuman dan tempat yang akan ditujunya telah disiapkan dengan sebaik-baiknya.
Subhanallah, Maha Suci Allah dengan segala janjinya bagi orang-orang yang shaleh.
Sumber : Buletin Dakwah Al-Ihsan edisi 159/Thn. III
"Tiadalah dari seorang mukmin melainkan baginya dua pintu. Pintu yang naik untuk naik amalnya dan pintu yang turun untuk turunnya rizkinya. Apabila dia mati, maka menangislah kedua pintu atasnya" (HR. Atturmudzi)
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar