Sabtu, 01 Oktober 2011

Pola Hidup dan Makan sebagai Sumber Penyakit

Rasulullah Muhammad SAW pernah berkata :"Sebagian besar penyakit itu berasal dari perutmu".

Ungkapan itu bukan hanya dimaksudkan agar tidak makan berlebihan, akan tetapi suatu perkataan yang bermakna lebih dalam lagi. Dunia medis sangat mengakui bahwa berbagai penyakit yang termasuk pembunuh nomor wahid zaman ini, seperti kanker, jantung, stroke, diabetes, awalnya berasal dari makanan, dari apa yang kita makan sehari-hari.

Seorang peneliti senior WHO, DR. Joseph Novak, mengatakan bahwa berbagai penyakit sering dikatakan keturunan, padahal hal itu bukanlah sebenar-benarnya ketururan. Para orang tua menurunkan kebiasaan makan dari generasi ke generasi, juga kebiasaan berolahraga dan bahkan terkadang memberi mereka rumah yang secara efektif menurunkan lingkungan yang sama. Hanya karena seseorang menderita penyakit jantung tidak berarti anaknya akan menderita jantung pula, kecuali dia melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan orangtuanya yang menyebabkannya berpenyakit jantung.

Setiap manusia membutuhkan 3 hal mendasar untuk hidup, makanan, air, dan oksigen. Anda bisa hidup jika ketiga hal tersebut terkontaminasi, akan tetapi jangka waktu dan kualitas hidup akan mendapatkan imbasnya, berakhir dengan prematur dan kematian.

Berbagai bahan pembuat makanan enak yang digunakan sekarang ini berasal dari beberapa mineral yang hampir atau sama sekali tidak dapat dicerna oleh tubuh. Mereka akan tinggal diam dalam sel-sel pembuluh darah dalam jangka waktu yang lama dan semakin lama semakin banyak jumlahnya. Sebagai contoh adalah baking powder (lihat ....) yang terbuat dari bebatuan yang tidak dapat dicerna tubuh manusia. Berbagai kue dan roti dibuat dengan menggunakan bahan ini. Anda makan makanan tersebut berarti anda juga telah mengkonsumsi bebatuan tersebut kan ?

Bagimana dengan bumbu masak, penyedap, perasa, pengembang, perenyah, bahan aromatik buatan, dan bahan-bahan sintetis lainnya yang kerap digunakan untuk menghasilkan makanan enak ? Sama saja !

Secara alamiah, tubuh akan mengeluarkan zat-zat yang tidak digunakan dalam metabolisme. Akan tetapi masalahnya adalah kemampuan tubuh dalam mengeluarkannya tentu saja ada batasnya, sehingga semakin banyak anda mengkonsumsi bahan tersebut, semakin banyak pula yang tertinggal diam di dalam tubuh. Zat-zat tak berguna tersebut dalam jumlah tertentu berubah fungsi menjadi toksin yang menghalangi tubuh dalam melakukan proses metabolisme secara normal.

Toksin yang diam di dalam usus besar akan menghalangi toksin lainnya yang harus dikeluarkan. Begitu pula toksin yang ada dalam usus halus, akan menghalangi penyerapan nutrisi yang seharusnya diserap dan dialirkan ke dalam pembuluh darah untuk menghasilkan energi dan lain-lain. Toksin ini bahkan melekat dalam dinding usus dan menolak zat lainnya untuk melewatinya. Toksin ini pada akhirnya tidak mengalami kesulitan merembes ke seluruh tubuh, membuat anda mengalami alergi, sakit, bahkan membuat bau tubuh, keringat, urin, dan kotoran. Seakan-akan toksin ini menjadi pembusuk dalam tubuh anda dan menjadi penyebab tidak normalnya sistem pencernaan. Secara  keseluruhan akan menyebabkan kesulitan pencernaan, sindrom nyeri perut, sembelit, rasa terbakar dalam perut, dan masalah-masalah lainnya.

Ketidaknormalan metabolisme tubuh itu akan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menghasilkan antibodi dalam melawan organisme asing yang setiap saat masuk dan menyerang bagian-bagian tubuh. Salah satu serangan tersebut adalah alergi yang bermacam-macam jenisnya. Oleh karena itu, semakin hari semakin banyak orang yang mengalami alergi karena degradasi kemampuan menghasilkan antibodi secara massal.

Perbandingkan kondisi orang muda yang hidup di pedesaan di lembah-lembah gunung dengan yang hidup di perkotaan. Kulit mereka lebih halus, sehat dan hampir sama sekali tidak berjerawat. Selain mereka mendapatkan udara dan lingkungan yang bersih, makanan yang mereka konsumsi pun merupakan makanan dengan nutrisi yang lebih baik karena berasal dari bahan alami yang rendah kontaminasi dari bahan lainnya. Bandingkan dengan yang hidup di kota besar, seperti Jakarta. Mereka yang jarang melakukan perawatan muka akan rentan menderita serangan jerawat yang bahkan menjadi semacam penyakit kulit yang sangat sulit diatasi. Muka mereka diserang secara bertubi-tubi oleh polusi udara yang sangat tinggi sementara kemampuan tubuh untuk menghasilkan antibodi juga lemah karena mereka mengkonsumsi bahan makanan beracun yang tidak dapat dicerna tubuh. Tidak jarang orang kota yang sudah terkena alergi mendapatkan kesembuhan ketika mereka pindah ke daerah perdesaan dan mengikuti pola hidup alami.

Darimana asalnya toksin yang masuk dalam tubuh ?

Perlu diingat kembali bahwa kehidupan memerlukan udara (oksigen), air, dan energi.

Sangat jelas bahwa kualitas udara pada jaman ini di berbagai tempat sudah sangat  terpolusi dengan asap kendaraan dan pabrik, serta debu. Hal ini menyebabkan kandungan oksigen yang semakin menipis di udara. Manusia bernapas semakin pendek dengan asupan oksigen yang sedikit. Orang-orang dengan kesibukannya tidak bernapas cukup dalam. Daripada mengembangkan diafragma dan paru-paru, kita terbiasa bernapas dengan dada atas saja. Kekurangan asupan oksigen yang dialami akan mengurangi proses metabolisme dalam tubuh karena oksigen merupakan bahan utama dalam proses pembakaran zat-zat yang kita makan, sehingga berbagai penyakit mudah sekali timbul. Kanker tidak bisa bertahan dalam lingkungan yang kaya akan oksigen, begitu pula berbagai penyakit lainnya.

Kemudian air memegang peranan sangat penting bagi tubuh kita. Sayangnya airpun sudah terkena polusi yang cukup parah dan mengandung bahan kimia beracun. Kebanyakan air yang disuplai sekarang ini telah mengandung bahan Kolrine dan Flouride, dua bahan kimia dengan kandungan racun yang tinggi. Klorine digunakan untuk membunuh organisme biotik dalam air, sedangkan kita sendiri merupakan makhluk biotik, maka klorine dapat membunuh kita juga ! Sedangkan Flouride sebagai bahan pembersih dipromosikan sebagai bahan yang dapat memperkuat gigi, juga merupakan racun bagi tubuh manusia.

Racun dalam kehidupan sehari-hari.

Di Afrika, orang menghabiskan sepanjang hari mereka di bawah sinar matahari, tapi kanker kulit tidak terjadi disana. Orang di tempat lain sering menggunakan sun-block, sehingga menghalangi sinar matahari yang bagus untuk tubuh. Dan disana banyak yang terkena kanker kulit dan penyakit kulit lainnya. Sinar matahari mengandung vitamin D yang dibutuhkan. Sun Block, krim anti serangga, lotion, makeup, deodoran, parfum, dll, mengandung racun yang justru akan merusak kulit dan tubuh manusia.

Deodoran yang dioleskan pada ketiak akan langsung menuju system limpha dan sangat memungkinkan menyebabkan kanker payudara. 

Bahan-bahan lainnya, seperti deterjen dan tissu pengering,  merugikan system syaraf, jantung, pembuluh darah, paru-paru, dan ginjal. Bahkan keduanya dipercaya dapat menyebabkan kanker, mutasi bakteri, gangguan sistem kekebalan, endokrin, dan reproduksi dan reaksi alergi ketika kulit terkena sinar matahari.

Obat-obatan, terutama yang kimiawi, sebenarnya adalah racun. Obat kimia adalah racun, racun melawan racun, sehingga racun pertama kalah, dan sisa obat yang masih tertinggal beralih fungsi menjadi racun. Obat tersebut hanya menghilangkan gejala, buka menghilangkan sumber penyakit itu sendiri.  Obat yang paling baik adalah tubuh kita sendiri, melalui antibodi yang dihasilkan secara alami melalui metabolisme yang baik. Obat-obatan secara lambat laun akan menghilangkan kemampuan tubuh untuk menghasilkan enzim-enzim yang berperan dalam kesehatan.

Makanan enak yang kita beli di supermarket, makanan kaleng, makanan beku, keripik kemasan, kue-kue kering, dll, semuanya mengandung bahan-bahan pengawet, pewarna, perenyah, perasa yang tidak dapat dicerna habis oleh tubuh. Produsen makanan berdalih semua itu terkandung dalam makanan yang mereka produksi dalam dosis yang aman bagi tubuh. Pertanyaannya adalah berapa lama bahan tersebut akan tinggal dalam tubuh, sementara kita setiap saat mengkonsumsi produk yang sama. pada akhirnya bahan tersebut bertumpuk dalam tubuh dan dosis aman itu terlampaui dan mulai menimbulkan efek toksin.

Katakanlah bahwa semua hal dan semua bahan yang kita gunakan, dimakan, dihirup, ataupun dioleskan, mengandung racun yang berbahaya bagi eksehatan manusia sekarang ini.

Lantas apa yang harus dilakukan ?

Ingatlah bahwa manusia tidak diciptakan untuk sakit barang sehari saja. Keadaa sakit sebenarnya adalah kondisi tidak alami. Kondisi tubuh manusia harus seimbang, dalam keadaan homeostasis agar bisa menangani segala sesuatu yang masuk kedalam tubuh.

Akan tetapi, karena semua toksin yang dibahas di atas, tubuh manusia tidak bisa lagi menangani apapun. Jadi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melepaskan semua toksin itu dari dalam tubuh. Selanjutnya adalah melakukan gaya hidup sehat untuk meminimalisasi penyerapan toksin ke dalam tubuh dan secara periodik membersihkan kembali tubuh dari toksin karena beberapa toksin tidak bisa dihindari atau tidak bisa sepenuhnya dilenyapkan dalam setiap kegiatan manusia.

Bagaimana membuang toksin dari dalam tubuh manusia ? Cara yang paling aman adalah dengan melakukan diet, mengatur asupan makanan sehat, cukup serat, vitamin, dan mineral yang sangat dibutuhkan dalam sistem pencernaan. Kemudian melakukan olah raga atau kegiatan-kegiatan yang dapat mengeluarkan keringat dalam jumlah yang cukup untuk mengeluarkan toksin yang dapat dibawa keluar melalui sistem pembuangan keringat. Oleh raga atau kegiatan fisik juga akan membantu proses metabolisme tubuh lebih baik.

Selanjutnya adalah mengatur pola hidup yang seimbang, terutama dalam mengkonsumsi makanan. Makan berlebihan adalah hal yang paling disukai oleh para produsen makanan, padahal kebiasaan itulah yang paling banyak membunuh manusia.

Rasulullah pernah ditanya mengenai kondisi kesehatannya yang senantiasa prima, Beliau SAW menjawab :"Makanlah ketika lapar dan berhentilah makan sebelum merasa kenyang" (Hadist ini dengan sanad lemah, sebagian mengatakannya hadist palsu, akan tetapi isi yang terkandung di didalamnya sangat bermakna). Lihat pula artikel ini : Aku, Apel, dan Pola Makan

Secara alami, kita akan merasa lapar ketika tubuh kita sudah mulai kekurangan bahan energi dan otomatis akan merasa kenyang pada saat lambung mulai penuh. Akan tetapi, sebagian orang ternyata lebih memperhatikan perasaan mulutnya saja yang masih menuntut makanan hanya karena perasaan enak. Perut yang kekenyangan akan membuat konsentrasi oksigen sebagai bahan pembakar utama lebih besar di perut daripada di bagian lain. Hal ini menibulkan ketidakseimbangan sistem metabolisme dalam tubuh.


Disarikan dari : ALLERGIC TO EVERYTHING, Dr. Joseph Novak, Prestasi Pustaka, 2008. 

Tidak ada komentar:

Beautiful Animals