Salah satu metode penulisan dalam blog adalah mengkopi konten file, baik file pribadi maupun file orang lain. Biasanya file tersebut ditulis dalam program Microsoft Office Word.
Akan tetapi karena perbedaan format, seringkali tulisan dalam format MS Word tidak dapat diterjemahkan secara sempurna dalam bahasa html. Akibatnya tulisan kita dalam postingan blog terkontaminasi dengan beberapa tanda baca yang sangat mengganggu.
Cara yang paling simple adalah dengan mengkopi teks yang akan kita sadur dalam MS Word ke dalam Notepad atau Wordpad. Setelah dikopi, jangan lupa file tersebut disave terlebih dahulu.
Untuk memindahkan teks dalam format notepad, kita cukup mengkopi seluruh teks (bukan filenya !), kemudian lakukan paste dalam kotak posting blog. Teks akan terbaca sempurna dalam blog kita, tinggal diedit sedikit untuk sekedar mem-bold, atau cetak miring, dan sebagainya.
Selamat mencoba, semoga bermanfaat.
.
Senin, 10 Mei 2010
Seks Bisa Membuat Cedera ?
LONDON, KOMPAS.com - Ratusan ribu warga Inggris setiap tahun mengalami cedera dalam keheningan akibat terluka atau cedera saat berhubungan seks. Mereka umumnya malu untuk mengungkapkan sebab cederanya.
Sebuah survei terbaru, sebagimana diberitakan Telegraph, Minggu (9/5), menemukan, sepertiga dari populasi orang dewasa Inggris, sekitar 18 juta orang, mengalami sakit atau aneka cedera selama atau setelah bergelut dengan penuh gairah. Otot yang tertarik muncul sebagai keluhan paling umum, diikuti cedera punggung, karpet yang terbakar, leher kaku dan siku atau lutut yang berbentur (memar).
Sebanyak 40 persen baru menyadari bahwa mereka terluka atau cedera pada pagi hari. Rupanya, saking bersemangatnya berhubungan seks mereka sampai tidak begitu memperhatikan kalau saat itu terjadi luka atau cedera. Survei itu juga melaporkan, sebanyak lima persen orang mengambil cuti kerja karena cedera yang terjadi saat berhubungan seks.
Dua persen bahkan mengalami patah tulang, sementara yang lainnya menderita memar bahu, lutut bengkok, pergelangan kaki terkilir atau pergelangan dan jari-jari tertekuk.
Sebuah survei terbaru, sebagimana diberitakan Telegraph, Minggu (9/5), menemukan, sepertiga dari populasi orang dewasa Inggris, sekitar 18 juta orang, mengalami sakit atau aneka cedera selama atau setelah bergelut dengan penuh gairah. Otot yang tertarik muncul sebagai keluhan paling umum, diikuti cedera punggung, karpet yang terbakar, leher kaku dan siku atau lutut yang berbentur (memar).
Sebanyak 40 persen baru menyadari bahwa mereka terluka atau cedera pada pagi hari. Rupanya, saking bersemangatnya berhubungan seks mereka sampai tidak begitu memperhatikan kalau saat itu terjadi luka atau cedera. Survei itu juga melaporkan, sebanyak lima persen orang mengambil cuti kerja karena cedera yang terjadi saat berhubungan seks.
Dua persen bahkan mengalami patah tulang, sementara yang lainnya menderita memar bahu, lutut bengkok, pergelangan kaki terkilir atau pergelangan dan jari-jari tertekuk.
Sabtu, 01 Mei 2010
Sepenggal Cerita Dari Kereta Rel Listrik (KRL)
Walaupun berdesakan seperti biasa dan badan letih karena banyak tugas di kantor, saya paksakan masuk juga di KRL. Saya pikir saya harus segera sampai di rumah sebelum adzan magrib.
Sebenarnya saya sudah terbiasa dengan desakan para penumpang dan berdiri selama kurang lebih satu jam. Terbiasa melihat tangan-tangan bergelantungan di pipa-pipa yang memang nampaknya disediakan untuk berpegangan. Terbiasa dengan dorongan badan saat gerbong kereta agak oleng ke kiri atau kanan. Kadang ada juga yang nampaknya sengaja bersandar ke badanku untuk mengurangi beban menahan goncangan kereta. Kadang kesal juga bila berdampingan dengan penumpang yang tidak perduli dengan yang lainnya. Walaupun begitu, masih patut disyukuri bahwa toleransi mereka rata-rata sangat baik. Menolong mengangkatkan tas atau kantung ke rak bagasi, atau menyarankan bergeser sedikit agar posisinya lebih nyaman, dan yang paling sering adalah mempersilahkan penumpang wanita duduk walaupun dirinya masih jauh dari tempatnya turun.
Sore itu ... ada sesuatu yang luar biasa. Saat perjalanan hampir setengah jarak tujuan, saat kepadatan penumpang sudah agak berkurang, kulihat sesuatu yang indah dilihat. Apalagi kalau bukan lawan jenis. Tapi yang ini sangat berbeda. Berbeda karena wajahnya mengingatkanku akan kenangan puluhan tahun lalu.
Sebenarnya saya sudah terbiasa dengan desakan para penumpang dan berdiri selama kurang lebih satu jam. Terbiasa melihat tangan-tangan bergelantungan di pipa-pipa yang memang nampaknya disediakan untuk berpegangan. Terbiasa dengan dorongan badan saat gerbong kereta agak oleng ke kiri atau kanan. Kadang ada juga yang nampaknya sengaja bersandar ke badanku untuk mengurangi beban menahan goncangan kereta. Kadang kesal juga bila berdampingan dengan penumpang yang tidak perduli dengan yang lainnya. Walaupun begitu, masih patut disyukuri bahwa toleransi mereka rata-rata sangat baik. Menolong mengangkatkan tas atau kantung ke rak bagasi, atau menyarankan bergeser sedikit agar posisinya lebih nyaman, dan yang paling sering adalah mempersilahkan penumpang wanita duduk walaupun dirinya masih jauh dari tempatnya turun.
Sore itu ... ada sesuatu yang luar biasa. Saat perjalanan hampir setengah jarak tujuan, saat kepadatan penumpang sudah agak berkurang, kulihat sesuatu yang indah dilihat. Apalagi kalau bukan lawan jenis. Tapi yang ini sangat berbeda. Berbeda karena wajahnya mengingatkanku akan kenangan puluhan tahun lalu.
Langganan:
Postingan (Atom)